niEn

yesTerDay is hiStorY tomoRow is miSterY todaY is giFt

Saturday, October 11, 2008

lagi Emosi...hiKs (jelek banget si)

22 sept 2008,

Aku merenung semalam

Kubuat sebisaku untuk berpikir jernih

Aku memang baru ingin melihat orang lain dengan kacamataku

(masa bodo de..whateva)


Alwes b positive thinKin

-maunya-

tapi ketika hati aku berontak, aku merasa memang ‘aku manusia’

aku juga nyadar bahwa ini dunia…bukan surga

hati tiap orang juga kaga sama

termasuk hati aku dan hati orang lain


Ya ini dunia, itu yang membuat manusia mau berbuat sekendak mereka

Ga ada lagi naluri, ga juga budi pekerti

Asal otak sudah dipenuhi materi ga da lagi kata hati

Yang ada bikin orang lain…mati…mati…dan mati..

Apa yang didapat? Aku juga ga ngerti…

Sbenernya mang pengen hati adem

Tapi kalo’ udah ngebahas ‘kasus’ itu rasanya puanasss

mmmm…ternyata skenario saat ini ga cuma konsumsi penikmat hiburan saja

tapi juga berlaku bahkan di di dekat kita

tega banget ya

aku ga habis pikirrr………..mY God…iks…..udahlah


iklas…iklas...iklas

(mang easy to say)

usaha…usaha…usaha

(mang hard to do)

Tuhan mungkin ngetawain aku

Maunya iklas tapi hati masih dongkol

Tapi beneran aku kesel…

Boleh ga si berdoa gini,

Ya Tuhan dunia katanya berputar bukan

Kalo aku ngerasain dongkol, mungkin ga mereka suatu saat ngerasain juga

Biar jera, Tuhan


Ga boleh ya, harusnya didoain biar mereka dapet hidayah

Ato doain supaya mereka sukses (nah ini ni yang paling berat...kqkqkqkq)

Au ah..org aku cuma ngomongin d’deepest heart (cieee)

Tahlah….apapun, Tuhan… berikanlah yang terbaik ….

--------------------------------------------------------------------------------------------

Dan berbahagialah orang –orang yang tidak akan bersembunyi dari kesalahannya

Juga orang-orang yang tidak suka menutup nuraninya semata demi kepuasan duniawi

(semoga mereka membaca)




bElajar dari si Embah

Siang begitu terik. Seperti biasa Pasar Beringharjo selalu berjubel orang, apalagi hari Minggu. Orang beraneka ragam. Ada yang dariJogja, banyak juga wisatawan luar kota. Diantaranya ada aku dan adikku, Liya. Tangan kami tak lepas dari genggaman. Mmm kenapa ya…takut hilang kali…hahaha…masa si? padahal di kota sendiri. Hilang pun bisa dengan mudah pulang ke rumah. Ga ga ga…mungkin alasan lebih tepatnya…supaya damai…cieee.

Sandal…ya kami sedang hunting sandal. Di sini model tas dan sandal cewek variatif dengan harga yang lumayan miring (promosi nih ye…hehehe). Dan…akhirnya dapet juga sandal yang dimau. Kita pun berusaha keluar dari kerumunan.

-ahh…legaa-

Kami pun berjalan menyusuri lorong pasar yang tidak terlalu berjubel.

sagon* nduk…sagon…

tiba-tiba terdengar suara nenek tua di belakang kami. Spontan kami menoleh ke belakang. Seorang nenek tua berkebaya dengan mahkota putihnya. Gurat di wajahnya memperjelas usianya yang beranjak senja. Sebuah tenggok membebani punggungnya dengan ikatan jarik, khas orang Jogja tempoe doeloe..hehehe...kasihan juga nenek setua itu masih keukeuh bekerja. Aku dan Liya tak bergeming sambil terus berjalan.

sagon nduk...niki tesih enggal....eco lo nduk

(= sagon nak...masih baru ni...enak lo nak)

Aku ga begitu suka sagon, ntah kenapa...Aku pun jadi ga terlalu ngeh dengan rayuan nenek itu. Tapi nenek itu terus mengikuti langkah kami.

Niki mbetonipun wau langsung saking Imogiri...saestu tesih enggal

(= ini tadi saya bawa dari Imogiri..beneran masih baru)

Hmm...lama-lama ga tega ni aku. Dengan nada pelan aku bilang ke Liya,

Liya kita beli yuk..ga tega tu sama si embah

oke..yuk

akhirnya kami menepi. Si nenek juga ikutan menepi.

pinten mbah?

(= berapa nek?)

tanyaku. Tanganku sibuk memilih-milih sagon yang dibawanya.

setunggalipun gangsal ewu mawon

(= satu bungkus lima ribu saja)

senyumnya menyiratkan kegembiraan.

njih pun mbah, kulo tumbas kalih

(= ya udah nek, saya beli dua)

segera kuambil lembaran 10.000-an dari dompet. Si nenek sibuk memasukkan bungkusan sagon ke dalam tas plastik hitam.

maturnuwun sanget njih nduk....matur nuwun sanget

(= makasih ya nak...makasih sekali)

si nenek memberikan bungkusan tadi kepadaku. Tubuhnya yang mulai membungkuk keliatan lebih bungkuk karena dia merendahkan tubuhnya tanda terimakasih kepada kami. Aku segera menyerahkan uang tadi kepada nenek. Rasaku jadi campur aduk..ya haru...ya bangga...ya kasihan...

njih mbah sami-sami...kulo nyuwun didongaaken njih mbah

(= iya sama-sama nek....saya minta didoain ya nek)

aku tersenyum seraya menatap dan memegang tangan si nenek.

-melow ni ceritanya-

njih nduk kulo dongaaken...kulo njih asring ndongaaken lare kulo...lare kulo tigo...alhamdulillah sakniki sampun minggah kaji sedoyo

(= iya nak...saya juga selalu doakan anak saya...saya punya tiga anak...alhamdulillah sekarang sudah naik haji semua)

...gubbraakkk...klontang...tuinkk..tuinkk..

-quit-

aih..aih si nenek bikin semua perabot hatiku berjatuhan. Aku dan Liya reflek saling menatap. Mungkin yang Liya pikirkan sama denganku. Dengan penampilannya mana aku nyangka si nenek punya tiga orang anak yang udah sukses semua. Hebat..hebat..angkat semua jempol ni buat si nenek, boleh juga ni pepatah dun judge d’book bY d’cover

njih to mbah? Wah simbah hebat, mugi-mugi mbah tansah sehat. Matur nuwun njih mbah

(= iya nek? Wah nenek hebat, semoga nenek selalu diberi kesehatan. Makasih ya nek)

Perlahan aku berjalan meninggalkan si nenek. Seandainya saat itu waktuku panjang, pasti aku tertarik untuk tau lebih jauh tentang nenek itu. Sesaat kemudian aku menoleh ke belakang. Si nenek sudah tak nampak. Pasti nenek segera beranjak karena ingin segera sagonnya habis terjual.

---------------------------------------------------

Mmm...ga boleh kalah donk ma si nenek. Nenek setua itu semangatnya ga kalah dengan yang muda. Bahkan sampai anak-anaknya sukses sekalipun dia tetap semangat bekerja....luar biasa.

Aku jadi inget kata-kata pak Ustad, jangan pernah putus asa ma rejeki. Cicak aja yang nempel di tembok ga pernah kelaparan, apalagi kita yang bisa berlari dan melompat. Tentu rejeki tidak hanya ditunggu...tapi dikejar...(dasYat bro..)

OK nenek, berdoa...berusaha...percaya dengan Yang Maha Esa...bukan begitu bukan? Semoga semuanya bisa lebih baik lagi..amin...amin...amin


*sagon = makanan khas jogja terbuat dari ketan, kelapa, dan gula yang dicampur kemudian di panggang.